BURAM

Terasa suram semua
Satu pandangku yang menjanjikan
Masa depanku terasa hampa
Dengan keadaan yang berserakan

Bukan aku yang kacau
Bukan aku yang tak berusaha
Kalian, iya kalian yang begitu hebat
Tegap berdiri di atas terjangan angin sepoi-sepoi

Kali ini harus kusadari
Aku tak sehancur ini
Tapi di mana sudut pandang kalian yang itu ?
Menghargai waktu dengan sisi indahmu

Lama sudah ku tak jumpai senyummu
Tersirat harapku kau ucapkan janji
Suatu saat nanti, sepanjan hidupmu akan penuh senyum
mengganti saat-saat ini

Aku berjanji, walau dengan keadaan sekarang ini
Akulah yang akan memberikanmu senyuman
Meski jika kau bandingkan dengan dirimu
Masa depanku Buram Suram Curam dan Karam
Bandung
-Ali Akbar-
17 thn

Benang merah

Tuhan menciptakan
Tak kan terlupakan
Sedikitpun bagian
Antara keberadaanku denganmu

Satu kata yang Tuhan ciptakan
Cinta...
Menghadirkan dirimu dalam hidupku
Mempersatukan kita dalam romansa

Benang merah kita telah terikat
Namun ada satu hal..
Gunting di tangan kirimu
Untuk apakah gerangan ?

Biarlah aku bingung
Biarlah aku galau
Asalkan tak putus juga benang itu
Tetapi kau telah melakukannya

-Ali Akbar-

Mata

Biar diri kita terpisah jauh
Enggan untuk membiarkan kau pergi
Maka ada satu hal yang kan mengawasi
Itu mata ini

Biar hatimu tertutup
Diriku sukar tuk masuk ke dalamnya
Maka ada satu hal yang kususupkan
Mata ini

Keelokan tubuhmu
Kecantikan parasmu
Tiada lain lagi yang memuji, hanya
Mata

Mataku membawa berjuta isyarat
Mataku selalu memancarkan sinar yang menerangiku
Walau nantinya aku yang meredup, aku tulus
Hanya cinta kita yang menjadi saksi adanya mataku

-Al Aristoteles- > Ali Akbar

Hujan Nan Jatuh dari Langit

Awan cerah telah menjadi kelabu
Terbesit pikirku tentangnya di sana
Tentunya dia sendiri juga
Tak akan bisa keluar terjebak hujan

Air ini turun bak air mata yang bergelinang
Tetes demi tetes melewati daun dan meluncur
Meluncur ke arah tanah
Jatuh seperti rasaku hari ini

Biarlah aku peduli
Akan hal-hal yang kecil
Jika hanya jika kau merasa terganggu
Maka cukup hiraukan

Ketika kau hiraukan aku
Maka hadirku hanyalah layaknya angin petang
Di situlah letak sakitku
Kau abaikan sebelum kau rasakan

-Al Aristoteles-

Patah

Kuinjak batang kayu yang begitu tua
Rapuh seratnya kan patah juga
Jikalau Batang mampu menjerit, maka hatiku juga
Jikalau hatiku menjerit, maka air mata kan menetes

Ku hanya berusaha tuk peduli
Peduli kepada apa yang terjadi
Walau raga masuk, kan berbeda dengan hati
Sakit memang jika tertinggal

Ku hanya berusaha menyatakan
Karena Cinta adalah hal yang nyata
Bukan karangan, bukan candaan
Tapi satu tujuan

Ternyata memang engkau telah menjauhiku
Menutup hatimu untukku bersinggah
Sakit memang jika tertinggal
Sampai puncak hatiku kan patah

-Al Aristoteles-

Cari Blog Ini

Pembebasan Hak Cipta

Diperbolehkan menyalin karya sastra Al Aristoteles, jika untuk disalin di web ataupun blog anda, mohon menuliskan alamat sumber. Jika untuk pengerjaan tugas dan lain-lain, mohon komentari karya itu.

Sponsors

MAHAKARYA ALI AKBAR © 2008. Blog design by Randomness